Menghadapi
perubahan zaman yang begitu cepat, dunia pesantren mengalami pergeseran
kearah perkermbangan yang lebih positif, baik secara struktural maupun
kultural, yang menyangkut pola kepemimpinan, pola hubungan pimpinan dan
santri, pola komunikasi, cara pengambilan keputusasan dan sebagainya,
yang lebih memperhatikan prinsip-prinsip manajemen ilmiah dengan
landasan nilai-nilai Islam. Dinamika perkembangan pesantren semacam
inilah yang menampilkan sosok pesantren yang dinamis, kreatif, produktif
dan efektif serta inovatif dalam setiap langkah yang ditawarkan dan
dikembangkannya. Sehingga pesantren merupakan lembaga yang adaptif dan
antisipatif terhadap perubahan dan kemajuan zaman dan teknologi tanpa
meninggalkan nilai-nilai relegius.
F Prospek Pesantren di Masa Depan : Peluang dan Tantangan
Dalam Khozin (Jejak-Jejak Pendidikan Islam Di Indonesia :2006) lembaga pendidikan terutama uyang berbasis diperdesaan telah mengalami sejaranh yang panjang, sejak sekitar abad ke-18. Dengan berjalannya
waktu, pesantren sedikit demi sedikit maju, tumbuh dan berkembang
sejalan dengan proses dan dinamika masyarakatnya. Ini menunjukkanupaya-upaya yang dilakukan pesantren untuk mendinamisir, sejalan dengan tuntutan dan perubahan masyarakat.
Lembaga
pendidikan Islam yang relatif tua di Indonesia tampak dalam beberapa
hal. Pertama peningkatan secara kuantitas terhadap jumlah pesantren.
Tercatat di Departemen Agama, bahwa pada tahun 1977 ada 4.19 pesantren
dengan jumlah santri 677.384 orang. Jumlah tersebut menjadi 5661
pesantren dengan 938397 santri pada tahun 1981 [1], kemudian meningkat lagi menjadi 15900 pesantren dengan jumlah santri 5,9 juta pada tahun 1985[2].
Kedua, kemampuan pesantren untuk selalu hidup di tengah-tengah
masyarakat yang sedang mengalami perubahan. Pesantren mampu memobilisasi
sunber dana maupun tenaga, serta mampu berperan sebagai benteng
terhadap berbagai budaya yang berdampak negatif (Billah, 1988:12).
Kenyataan ini juga menunjukkan bahwa pesantren merupakan lembaga
pendidikan yang mempunyai kekuatan untuk survive. Pesantren
jugamerupakan lembaga yang tepat dalam mendinamisir dirinnya di
tengah-tengah perubahan masyarakatnya. Secara sosiologis, ini
menunjukkan bahwa pesantren masih memiliki fungsi nyata yang dibutuhkan
masyarakat.
[3]Selain
peluang di atas tersebut saat ini pesantren dihadapkan pada tantangan
seperti kemampuan pesantren dalam memperebutkan peserta didik, seperti
menurut Dhoifer (1992), bahwa dominasi pesantren dalam dunia pendidikan
mulai menurun secara drastis setelah tahun 1950-an salah satu faktornya
adalah lapangan pekerjaan modern mulai terbuka yang mendapat
latihan-latihan di sekolah umum. Hal ini mengakibatkan menurunnya minat
kaum muda terhadap pendidikan pesantren dibanding dengan sekolah-sekolah
umum, sementara perhatian pemerintahan sejak proklamasi terhadap sistem
pendidikan nasional.
Namum,
demikian, penulis berkesimpulan lembaga pendidikan pesantren prospeknya
masih sangat menjanjikan, dan tetap akan berkembang sepanjang waktu
dengan dinamika dan prosesnya yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar