Jumat, 07 April 2017

Seni Rupa di Nusantara

Seni Rupa Indonesia(Nusantara)

Ciri-ciri Seni rupa indonesia adalah:[1]
  • Tidak membeda-bedakan disiplin ilmu
  • Menghilangkan sikap spesialis
  • Mendambakan kretivitas
  • Menerapkan perkembangan yang berpredikat Indonesia
  • Membebaskan diri dari keterikatan bentuk, sehingga condong bersifat eksperimental dan main-main.
Karya seni rupa daerah di Nusantara merupakan perwujudan dari pola hidup, kepercayaan, atau nilai-nilai yang ada di daerah setempat.[2] Kesenian berasal dari kata seni yang berarti rasa indah bila dinikmati orang dengan mempergunakan indra mata dan telinga, dapat juga berarti rasa nikmat bila orang menggunakan indra pengecap. Untuk seni rupa, hanya dibatasi pada seni patung, seni hias, dan seni bangunan saja. Seni sastra, seni pertunjukan, seni tata boga tidak dibicarakan, karena sudah di luar bidangnya.Kesalahan pengutipan: Ideologi seni Barat dan ideologi seni Indonesia.[3] Ada ikatan di antara kedua ideologi seni itu.[3] Kedua ideologi itu bertumpu pada dasar yang sama.[3] Keduanya bersentuhan pula dengan pemikiran seni pada estetika, filsafat tentang keindahan.[3] Ideologi seni Indonesia tidak mengubah persepsi terhadap estetika tentang hubungan pengalaman merasakan keindahan dengan ungkapan seni.[3] Ini membuat ideologi seni Indonesia dekat dengan estetika, dan pembahasan seni yang diturunkan mempersoalkan kepekaan inilah seni yang menjadi sumber keahlian dalam memunculkan manifestasi seni.[3] Karena itu dalam perkembangan praktik-praktik seni dari dulu sampai sekarang ideologi seni indonesia menjadi dasar semua bentuk praktik seni seni tari, seni sastra, seni musik.[3]

Seni Rupa Awal Kemerdekaan

Kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia juga terasa sebagai suatu kebebasan dalam mengeluarkan pendapat, berorganisasi, beraliran.[4] Seniman yang ikut pindah ke Yogyakarta menjadikan perjuangan mempertahankan kemerdekaan sebagai tema lukisnya.[4] Presiden Soekarno yang menaruh minat besar terhadap seni meminta kepada Agus Djaja menghimpun pelukis untuk nantinya dapat mewujudkan museum seni lukis (1946).[4] Seniman Bandung pun pindah ke Yogyakarta dan berhimpun dalam sanggar Seniman Masyarakat di bawah pimpinan Affandi (1946) yang merupakan organisasi seniman pertama setelah merdeka dan memiliki potensi tinggi sebagai seniman-pejuang.[4]
Candi merupakan salah satu kebanggaan bangsa Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar