Cendol merupakan minuman khas Indonesia yang terbuat dari tepung beras,
disajikan dengan es parut serta gula merah cair dan santan. Rasa minuman
ini manis dan gurih. Di daerah Sunda minuman ini dikenal dengan nama
cendol sedangkan di Jawa Tengah dikenal dengan nama es dawet. Berkembang
kepercayaan populer dalam masyarakat Indonesia bahwa istilah “cendol”
mungkin sekali berasal dari kata “jendol”, yang ditemukan dalam bahasa
Sunda, Jawa dan Indonesia; hal ini merujuk sensasi jendolan yang
dirasakan ketika butiran cendol melalui mulut kala tengah meminum es
cendol.
Tepung beras diolah dengan diberi pewarna berwarna hijau dan di cetak
melalui saringan khusus, sehingga berbentuk buliran. Pewarna yang
digunakan awalnya adalah pewarna alami dari daun pandan, namun saat ini
telah digunakan pewarna makanan buatan. Di Sunda cendol dibuat dengan
cara mengayak kukusan tepung beras yang diwarnai dengan daun suji dengan
ayakan sehingga diperoleh bentuk bulat lonjong yang lancip di ujungnya.
Di Sunda minum cendol disebut nyendol
2. Beer Pletok
Bir Pletok, mungkin kita pernah mendengarnya atau sering juga mendengar
dengan istilah Bir Pletok. Bir Pletok adalah salah satu minuman khas
dari etnik betawi. Bir Pletok ini terbuat dari tumbuh tumbuhan
rempah-rempah yang banyak tumbuh di negeri ini. Tapi, mengapa disebut
bir? Haram kah ? Minuman Bir adalah Minuman keras dan bagi umat islam
sangat diharamkan. Ini Berbeda dengan Bir Pletok yang banyak di
perkampungan betawi. Jelas jelas bir ini tidak mengandung alkohol.
Bir Pletok ini justru menyegarkan dan menghangatkan badan. Selain itu
bisa dijadikan pelepas dahaga bila dengan di tambah batu es. Bir pletok
kenapa di namai Bir, Alkisah bir pletok muncul dari orang orang Betawi
gedongan yang banyak bergaul sama orang Belanda. Mereka sering melihat
cara dan kebiasaan orang belanda yang minum bir
Bahan utama Bir Pletok adalah jahe ditambah kapulaga, sereh, kayu manis,
kayu secang buat warna merahnya, dan gula. Untuk menghasilkan Bir
Pletok yang mantap di perlkukah Jahe Gajah yang sudah tua. Jika ingin
lebih HOT rasanya di gunakan Jahe Merah yang lebih berasa pedes.
3. Bajigur
Bajigur adalah minuman hangat khas masyarakat Sunda dari daerah Jawa
Barat, Indonesia. Bahan utamanya adalah gula aren, dan santan. Untuk
menambah kenikmatan dicampurkan pula sedikit jahe, garam dan bubuk
vanili.
Minuman yang disajikan panas ini biasa dijual dengan menggunakan gerobak
yang menyertakan kompor. Bajigur paling cocok diminum pada saat cuaca
dingin dan basah sehabis hujan. Makanan yang sering dihidangkan bersama
bajigur adalah pisang rebus, ubi rebus, atau kacang rebus.
4. Sekoteng
Sekoteng adalah minuman asli Jawa Tengah berasa jahe yang biasa
dihidangkan panas. Bahan lain yang biasanya dicampur ke dalam minuman
sekoteng adalah kacang hijau, kacang tanah, pacar cina dan potongan
roti. Sekoteng biasa dihidangkan pada malam hari. Sekoteng biasanya
dijual keliling dengan menggunakan gerobak pikul. Satu sisi untuk panci
air jahe beserta kompornya sedangkan sisi lain adalah tempat bahan
campuran dan tempat mempersiapkan sekoteng.
5. Es Teler
Es Teler adalah minuman es berisi potongan buah alpukat, kelapa muda,
nangka matang, dan santan kelapa encer dengan pemanis berupa susu kental
manis dan sirup. Es yang dipakai bisa berupa es serut atau es batu.
Variasi lain es teler berisi cincau, kolang-kaling, dan pacar cina,
potongan buah apel, pepaya, sawo, melon, roti, dan agar-agar, hingga es
teler menjadi sulit dibedakan dengan es campur
Sejarah Es teler diciptakan Tukiman Darmowijono, pedagang es campur
dengan gerobak di Jalan Semarang Jakarta Pusat pada tahun 1980-an. Es
campur kreasi Tukiman begitu enak sehingga anak-anak muda yang
meminumnya mengaku keenakan seperti “teler” akibat mengonsumsi narkoba.
Es kelapa muda bercampur alpukat yang dijual Tukiman di Jalan Semarang
kemudian dikenal sebagai “es teler.”
6. Limun Sarsaparilla
Anda yang pernah tinggal di Yogyakarta di era tahun 1950-an, pasti
pernah minum limun Sarsaparilla. Oleh sebagian masyarakat Jogja disebut
limun saparilla. Limun ini merupakan jenis minuman berkarbonasi yang
populer di era tahun 1950 hingga 1970-an. Cola Jawa, kebanyakan penikmat
limun sarsaparilla sepakat mengatakannya demikian. Jenis minuman yang
berwarna ungu kecoklatan ini pernah menduduki rangking minuman favorit
kaum berada di Yogyakarta.
Ketika itu, limun Sarsaparilla merupakan jenis minuman elit yang membawa
gengsi sosial tertentu pada konsumennya. Hanya orang yang punya kocek
lebih saja yang mampu membeli minuman yang dianggap modern, simbol
kemajuan, dan tentu saja berkelas di zamannya.
Limun Sarsaparilla memiliki rasa yang khas di lidah. Namanya juga
minuman berkarbonasi, tentu saja memiliki sensasi kemranyas di lidah.
Begitu dicecap, aroma semriwing laiknya mint cukup terasa, sehingga
mendatangkan efek lega di rongga hidung dan rongga dada. Aroma khas ini
sekelebat memang mengingatkan kita pada aroma obat atau jamu. Rasa
manisnya sedang-sedang saja, tidak kurang, juga tidak terlalu. Limun
Sarsaparilla juga mendatangkan efek bersendawa dan dipercaya mampu
menyembuhkan masuk angin.
7. Minuman Lahang
Lahang merupakan minuman khas Indonesia yang terbuat dari nira, rasa manis dan segar adalah ciri dari minuman ini.
Lahang diperoleh dari sadapan pohon aren. Yang disadap adalah bunga
jantannya. Cara menyadapnya pun tidak sembarangan. Para petani biasanya
akan berangkat lebih awal untuk menyadap aren agar kesegarannya terjaga.
Konon pada kondisi tertentu air dari bungan jantan pohon aren ini bila
terlambat menyadap akan berubah menjadi cuka atau tuak. Dan pohon dari
bunga yang akan disadap akan sangat baik bila sudah berusia 5 tahun.
Menyadap nira dari bunga jantan tidaklah mudah. Beberapa lama sebelum di
sadap, ijuk yang melekat pada tongkol bunga jantan harus dibersihkan.
Juga pelepah yang menghalangi tongkol.
8. Es oyen
Bagi orang Jawa Timur utamanya Sidoarjo Surbaya dan sekitarnya pasti tak
akan asing dengan minuman yang satu ini, Es Oyen. Konon Es Oyen berasal
dari Bandung. Minuman ini sebenarnya adalah es campur.
Di dalam es Oyen ini terampur beberapa jenis buah-buahan dari Alpokat,
nangka, sedikit mangga dan kelapa muda, yang di beri santan dan Susu
kental manis yang benar-benar membangkitkan selera. Namun ternyata ini
adalah rahasianya. Ini untuk bahannya juga harus di datangkan langsung
dari Bandung. Menurut cerita penjualnya dia pernah mencoba membuat
sendiri “oyen”nya. Namun ternyata gagal sehingga dia memutuskan untuk
membeli oyen tersbut asli dari sononya.
Tempat es Oyen yang direkomendasikan adalah di perempatan Pasar Wonoayu, Sidoarjo, kira-kira 10 km dari kota Sidoarjo.
Disini denga uang Rp 2.500 kita sudah bis menikmati semnagkuk es Oyen yang bener-bener membangkitkan selera. Di sini penjual hanya melayani pembelian mulai jam 10:00 s/d 14:00. dan bagi anda yang tinggal di daerah Jakarta silahkan mampir di daerah Kemayoran jl. Kepu disitu ada penjual es Oyen yang sudah terkenal dari dulu.
9. Es Selendang mayang
Banyak yang tidak mengenal jajanan tradisional khas Betawi ini. Rasanya legit manis paling enak dimakan dalam keadaan dingin, sluuurp nikmat! Meskipun jajanan yang satu ini sudah jarang ditemui, tapi masih tetap diminati oleh para penikmat kuliner.
Selendang mayang, mungkin beberapa orang masih asing dengan nama makanan yang satu ini. Makanan ini mungkin bisa dibilang salah satu pusaka kuliner dari Betawi. Hal ini dikarenakan keberadaannya yang sudah sangat jarang sekali ditemui di Jakarta.
Menurut para penjual yang masih tersisa, es selendang mayang merupakan resep yang didapat turun temurun dari leluhur mereka. Meskipun resep warisan, ternyata bahan yang digunakan tidaklah sulit yaitu sagu aren. Adonan kuenya dibuat seprti agar-agar, biasanya berwarna merah atau hijau yang berpadu dengan warna putih sehingga menarik dilihat. Warna-warna yang cantik ini mengingatkan akan warna selendang. Karenanya disebut ‘selendang mayang’.
Adonan kue yang sudah dipotong-potong disajikan bersama dengan kucuran sirop gula Jawa, kuah santan, dan potongan es batu. Rasanya manis legit dengan semburat rasa gurih santan yang enak! Disantap saat dingin bikin segar suasana.Karena selalu disantapa dingin maka dikenal juga dnegan sebutan Es Selendang Mayang. Penjual es selendang mayang biasanya dijumpai di kawasan kota (Glodok). Tapi kini, es selendang mayang juga bisa dijumpai di Eat & Eat yang berlokasi di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Kelapa Gading.
10. Es Doger
Cerita soal Es Doger juga tidak banyak berbeda. Dulu, yang namanya Es
Doger itu cuma terdiri dari satu item, yaitu es dogernya sendiri (yang
warnanya merah muda, bertaburan serutan kelapa muda dan diserok dari
dalam gentong itu).
Habis itu, mulai deh ada yang menambahi tape singkong. Sampai sini saya
pikir masih normal (dan hal ini memang berlangsung bertahun-tahun). Tapi
sesudah itu dimulailah “kreativitas” itu. Ada tukang es doger menambahi
es-nya dengan ketan hitam. Terus, ada yang menyelipkan Pacar Cina warna
pink dan gak ketinggalan, ada juga yang bikin Es Doger lengkap dengan
apukat.
Es yang sangat populer di wilayah kebudayaan Betawi ini banyak dijadikan
sebagai minuman pelepas dahaga. Dewasa ini, es doger juga sering
menjadi salah satu menu minuman untuk acara hajatan seperti pesta
perkimpoian dan sebagainya.
11. Wedang Uwuh
Sejarah minuman tradisional Jawa memang menyimpan beragam cerita. Banyak
jenis minuman tradisional yang lahir dari hasil kreativitas atau
coba-coba. Minuman atau yang dalam Bahasa Jawa disebut dengan wedang,
terdapat beragam jenisnya, antara lain wedang jahe, wedang ronde, wedang
secang, hingga yang disebut wedang uwuh.
Dari berbagai macam jenis wedang, wedang uwuh menjadi salah satu jenis
yang unik, jika dilihat dari namanya. Wedang yang dalam bahasa Jawa
artinya minuman, sementara uwuh sendiri artinya sampah. Namun jangan
salah sangka, wedang uwuh ini bukan sembarang minuman sampah, tetapi
sampah yang dimaksud di sini adalah dedaunan organik, yang tentunya
mengandung banyak khasiat.
12. Wedang Ronde
Wedang ronde merupakan minuman tradisional yang berasal dari Jawa. Wedang sendiri berarti minuman. Wedang ronde adalah seduhan air jahe yang berisi bola-bola yang disebut ronde. Biasanya disajikan dengan kacang yang sudah disangrai, kolang-kaling, dan potongan roti di dalam minuman tersebut.
13. Syrup Kawista
Kawista (Limonia acidissima syn. Feronia limonia) adalah kerabat dekat
maja dan masih termasuk dalam suku jeruk-jerukan (Rutaceae). Tumbuhan
yang dimanfaatkan buahnya ini sudah jarang dijumpai meskipun sekarang
beberapa daerah mulai mengembangkannya. Kawista relatif tahan kondisi
buruk (kering atau tanah salin) dan tahan penyakit. Asalnya adalah dari
India selatan hingga ke Asia Tenggara dan Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar